Mengenal Passphrase Coretax: Fungsi, Cara Kerja, dan Keamanannya

Transformasi digital dalam sektor perpajakan Indonesia kini semakin maju dengan hadirnya sistem Coretax Administration System (Coretax) yang mulai diimplementasikan Direktorat Jenderal Pajak (DJP). Perubahan besar ini tidak hanya menyangkut pembaruan fitur dan proses, tetapi juga peningkatan sistem keamanan. Salah satu komponen keamanan penting yang hadir dalam sistem baru ini adalah Passphrase Coretax.

Passphrase sering disamakan dengan kata sandi, padahal keduanya memiliki perbedaan mendasar. Passphrase dirancang lebih panjang, lebih aman, dan lebih sulit ditebak dibanding kata sandi konvensional. Dalam Coretax, passphrase digunakan sebagai kunci utama yang melindungi identitas wajib pajak serta proses otentikasi digital saat mengakses sistem.

Artikel ini membahas secara lengkap apa itu passphrase Coretax, bagaimana fungsinya, cara kerjanya dalam sistem perpajakan, serta tingkat keamanannya.


Apa Itu Passphrase Coretax?

Passphrase Coretax adalah rangkaian kata yang digunakan sebagai kode keamanan tambahan ketika wajib pajak ingin mengakses layanan digital DJP pada sistem Coretax. Jika sebelumnya wajib pajak hanya menggunakan NPWP, password, dan kode verifikasi, kini Coretax menambahkan satu lapisan perlindungan ekstra berupa passphrase.

Sederhananya, passphrase adalah password yang diperkuat, biasanya terdiri dari 12–64 karakter berupa kombinasi kata atau frasa yang mudah diingat oleh pengguna tetapi sulit ditebak pihak lain.

Sistem ini terinspirasi dari standar keamanan internasional yang banyak digunakan pada layanan keuangan dan teknologi tinggi. Dengan adanya passphrase, peluang terjadinya pembobolan akun perpajakan menjadi jauh lebih kecil.


Fungsi Passphrase Coretax

Passphrase bukan sekadar kata tambahan untuk login. Ia memiliki beberapa fungsi utama yang sangat penting dalam ekosistem keamanan perpajakan digital.

1. Verifikasi Identitas Wajib Pajak

Saat login ke sistem Coretax, passphrase berfungsi sebagai penentu bahwa pengguna yang mengakses adalah pemilik akun yang sah. Tanpa passphrase, pengguna tidak dapat melanjutkan ke tahap autentikasi berikutnya.

2. Mencegah Akses Tidak Sah

Dengan struktur yang panjang dan kompleks, passphrase jauh lebih sulit diretas dibanding password biasa. Ini menjadi perlindungan penting mengingat akun perpajakan menyimpan data sensitif seperti laporan SPT, data finansial, penghasilan, dan histori pembayaran pajak.

3. Mendukung Sistem Keamanan Berlapis (Multi-Layer Security)

Coretax menerapkan beberapa tahapan keamanan, seperti:

  • passphrase

  • password akun

  • kode OTP

  • PIN atau autentikasi lain

Lapisan ekstra ini membuat keamanan sistem lebih kuat.

4. Melindungi Proses Pengajuan dan Penandatanganan Dokumen Digital

Beberapa fitur di Coretax seperti pengajuan SPT, permohonan keringanan, maupun pengelolaan dokumen elektronik membutuhkan verifikasi passphrase untuk memastikan tidak ada manipulasi data.


Cara Kerja Passphrase di Sistem Coretax

Untuk memahami cara kerja passphrase di Coretax, mari lihat proses autentikasi yang terjadi ketika wajib pajak mengakses layanan.

1. Pengguna Registrasi atau Pembaruan Akun

Pada tahap awal, wajib pajak membuat atau memperbarui akun mereka di sistem Coretax. Di sini mereka diminta membuat passphrase dengan ketentuan tertentu, misalnya:

  • panjang minimal 12 karakter

  • kombinasi kata yang tidak mudah ditebak

  • tidak mengandung informasi pribadi seperti nama, tanggal lahir, atau NPWP

2. Passphrase Disimpan dalam Sistem Secara Terenkripsi

Setelah dibuat, passphrase tidak disimpan dalam bentuk asli. Sistem Coretax akan melakukan proses enkripsi menggunakan algoritma modern yang membuat passphrase tidak bisa dibaca oleh pihak manapun, bahkan admin internal sekalipun.

3. Pengguna Login Menggunakan Multi-Factor Authentication

Ketika login, pengguna biasanya melalui tahapan berikut:

  1. Masukkan NPWP / NIK

  2. Masukkan password

  3. Masukkan passphrase

  4. Masukkan kode OTP yang dikirim ke email atau nomor HP

Jika salah satu tahap gagal, sistem otomatis menolak akses.

4. Akses Baru Dibuka Setelah Semua Otorisasi Terverifikasi

Passphrase menjadi salah satu checkpoint penting yang memastikan bahwa:

  • pengguna memang mengetahui kode khusus yang hanya dibuat olehnya

  • tidak ada pihak lain yang mencoba meretas akun


Mengapa Passphrase Lebih Aman?

Keamanan adalah alasan utama passphrase digunakan dalam Coretax. Berikut beberapa alasannya:

1. Lebih Panjang dan Sulit Ditebak

Jika password biasanya 6–10 karakter, passphrase bisa mencapai 20–30 karakter atau lebih. Contoh:

  • Password: Rudi123

  • Passphrase: RumahBiruDekatPantai2024

Passphrase jauh lebih kuat melawan brute force attack.

2. Mudah Diingat oleh Pengguna

Karena berupa frasa, pengguna lebih mudah mengingatnya tanpa harus menuliskan di catatan yang rawan dicuri.

3. Melindungi Data Finansial Sensitif

Akun perpajakan sangat rawan disalahgunakan. Dengan passphrase, pelaku kriminal akan kesulitan mengakses informasi seperti:

  • pendapatan

  • transaksi bisnis

  • laporan SPT

  • dokumen keuangan lainnya

4. Sesuai Standar Keamanan Global

Banyak layanan internasional seperti bank digital, platform blockchain, dan teknologi berisiko tinggi menerapkan passphrase sebagai fitur keamanan.


Tips Membuat Passphrase Coretax yang Aman

Agar passphrase benar-benar efektif, wajib pajak disarankan membuat passphrase yang kuat namun tetap mudah diingat. Berikut beberapa tips:

Gunakan Frasa yang Tidak Umum

Contoh aman:
“BintangJatuhDiLangitSeninMalam2024”

Hindari Informasi Pribadi

Jangan gunakan nama anak, ulang tahun, atau alamat rumah.

Tambahkan Kombinasi Angka

Tidak perlu rumit, cukup gunakan angka yang memiliki pola personal tapi tidak umum.

Gunakan Minimal 12–16 Karakter

Semakin panjang, semakin aman.

Jangan Bagikan Passphrase ke Siapa Pun

Termasuk kepada staf pajak, konsultan, atau orang kantor.


Risiko Jika Passphrase Disebar atau Hilang

Jika passphrase jatuh ke tangan orang yang tidak bertanggung jawab, dampaknya bisa cukup serius:

1. Pengaksesan Data Pajak

Peretas bisa melihat data perpajakan dan keuangan Anda.

2. Manipulasi Dokumen Pajak

Ada kemungkinan peretas melakukan perubahan data SPT atau pengajuan tertentu.

3. Kerugian Finansial

Penggunaan passphrase untuk kepentingan tertentu dapat memicu masalah hukum maupun administratif. Jika wajib pajak lupa atau kehilangan passphrase, mereka harus segera melakukan reset melalui mekanisme yang sudah disediakan oleh DJP.


Kesimpulan

Passphrase Coretax merupakan elemen keamanan penting dalam era digitalisasi perpajakan Indonesia. Dengan meningkatkan standar perlindungan data, Coretax membantu memastikan bahwa informasi wajib pajak tetap aman, terjaga, dan tidak mudah diretas.

Passphrase bekerja bersama password dan OTP sebagai bagian dari sistem keamanan berlapis (multi-layer security) yang membuat akses ke akun perpajakan lebih terjaga. Untuk itu, wajib pajak perlu memahami cara kerjanya, membuat passphrase yang kuat, dan menjaga kerahasiaannya.

Dengan sistem keamanan yang semakin modern, Coretax menjadi langkah besar menuju administrasi perpajakan yang lebih efisien, aman, dan terpercaya.

Ingin urus pajak tanpa ribet dan tepat waktu?
Yuk, serahkan pada LegalSatu! Dapatkan jasa konsultan pajak yang profesional dan terpercaya,
cuma di LegalSatu. Langsung aja ke sini dan nikmati kemudahan dalam mengurus pajak bisnismu!
Klik link berikut untuk konsultasi gratis via whatsapp